Langsung ke konten utama

TINGKATAN MAKRIFAT ! "TIDAK LAGI SHOLAT ?

TINGKATAN MAKRIFAT ! "TIDAK LAGI SHOLAT ?

Risalah Gus Sirr Al Asror : "Beribadah sampai yakin ? "Apa Maksudnya ? "Apakah Maksudnya Beribadah Sampai Tingkatan Makrifat ? "Jika Sampai Tingkatan Tersebut, Maka Tidak Ada Lagi Kewajiban Untuk Beribadah Pada Gusti Allah Seperti Yang Diyakini Oleh (Ahli Makrifat) Zaman Sekarang ???

"Makna Yaqin" Dalam Ayat Adalah "Kematian", Seperti Firman Gusti Allah Ta’ala :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"Dan Beribadahlah Pada Allah Sampai Datang Kepada Kalian Yaqin (Ajal Atau Kematian)". (QS. Al-Hijr: 99).

"Dalam Tafsir Al-Jalalain Disebutkan Bahwa Yang Dimaksudkan Dengan (Al-Yaqin) Adalah "Al-Maut" (Kematian).

"Hal Yang Sama Disebutkan Oleh Syaikh ‘Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’di Rahimahullah Dalam Kitab Tafsirnya (Taisir Al-Karim Ar-Rahman), Yang Dimaksud Dengan (Al-Yaqin) Dalam Ayat Adalah (Al-Maut) Yaitu Kematian. Maksudnya Adalah (Diperintahkan Beribadah Setiap Waktu Kepada Gusti Allah Dengan Berbagai Macam Ibadah).

"Imam Bukhari Berkata Dari Salim, (Al-Yaqin) Dalam Ayat Bermakna "Al-Maut" (Kematian). Yang Mengartikan Seperti Itu Di Antaranya Adalah Salim Bin ‘Abdillah, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, dan ‘Abdurrahman Bin Zaid Bin Aslam. Ini Yang Disebutkan Oleh Imam Ibnu Katsir Dalam Kitab Tafsirnya.

(Al-Yaqin) Diartikan Dengan (Kematian) Didukung Oleh Firman Gusti Allah Ta’ala :
لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ
"Mereka Menjawab : "Kami Dahulu Tidak Termasuk Orang-Orang Yang Mengerjakan Shalat, Dan Kami Tidak (Pula) Memberi Makan Orang Miskin, Dan Adalah Kami Membicarakan Yang Bathil, Bersama Dengan Orang-Orang Yang Membicarakannya, Dan Adalah Kami Mendustakan Hari Pembalasan, Hingga Datang Kepada Kami Kematian". (QS. Al-Mudattsir : 43-47).

"Dari Ayat Tersebut Diambil Kesimpulan Bahwa Shalat Dan Lainnya (Wajib) Dilakukan Terus Menerus Pada Gusti Allah Selama (Akalnya Masih Ada) !!! "Shalatnya Sesuai Keadaan Masing-Masing Orang. Sebagaimana Disebutkan Dalam Shahih Al-Bukhari, Dari ‘Imran Bin Hushain Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :
صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
"Shalatlah Dalam Keadaan Berdiri. Jika Tidak Mampu, Kerjakanlah Sambil Duduk. Jika Tidak Mampu, Maka Kerjakanlah Sambil Berbaring".

"Tingkatan Makrifat Tidak Lagi Ibadah, (Pemahaman Keliru).

"Menurut Ibnu Katsir, Ayat Yang Dikaji Saat Ini Menunjukkan Kesalahan Dari (Kaum Keliru) Yang Menyatakan Bahwa Yang Dimaksud Dalam Ayat : "Beribadahlah Sampai Yaqin", Yaitu Beribadahlah Sampai Pada Tingkatan Makrifat. Ketika Sudah Sampai Tingkatan Ma’rifat, Maka Tidak Ada Lagi Beban Syari’at. (Tidak Lagi Wajib Shalat) Dan (Ibadah Lainnya). Ibnu Katsir Menyatakan Bahwa (Keyakinan Semacam Itu Adalah :
+ Kufur.
+ Sesat
+ Dan Jahil. Karena Para Nabi ‘Alaihimush Shalaatu Was Salaam, Begitu Pula Para Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Adalah Yang Paling (Mengenal Gusti Allah). Mereka Tahu Cara Menunaikan Kewajiban Pada Gusti Allah. Mereka Juga Tahu Bagaimanakah Sifat Gusti Allah Yang Mulia. Mereka Tahu Bagaimanakah Mengagungkan Gusti Allah Dengan Benar.

"Walau Mereka Sudah Marifat (Mengenal Gusti Allah), Dan Mereka Ternyata (Paling Rajin) Dan (Paling Banyak Ibadahnya) Pada Gusti Allah Ta’ala. Mereka Terus Beribadah Pada Gusti Allah Hingga Mereka Meninggalkan Dunia. Jadi Yang Benar, Makna (Al-Yaqin) Di Sini Adalah "Al-Maut" (Kematian) Sebagaimana Dikemukakan Sebelumnya :
ولله الحمد والمنة، والحمد لله على الهداية، وعليه الاستعانة والتوكل، وهو المسؤول أن يتوفانا على أكمل الأحوال وأحسنها [فإنه جواد كريم]
"Walillahil Hamd Wal Minnah. Walhamdu Lillahi ‘Ala Hidayah Wa ‘Alaihil Isti’anah Wat Tawakkul : "Segala Puji Bagi Allah Atas Nikmat Yang Diberikan. Segala Puji Bagi Allah Atas Hidayah. Kepada Allah-Lah Kita Meminta Tolong Dan Bertawakkal Pada-Nya.

"Kita Meminta Pada Gusti Allah Agar Mematikan Dalam Keadaan Sempurna Dan Baik...

"Sesungguhnya Gusti Allah Maha Mulai.

"Taqoballahu Minna Waminkum Taqobal Yaa Karim...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DZAT, SIFAT, ASMA, AF'AL

Mengenal Dzat, Sifat, Af’al dan Asma  Tauhid merupakan dasar umat Islam. Kepercayaan bahwa Allah adalah Tuhan yang satu dan merupakan satu-satunya diakui oleh semua mukmin tanpa ada pertentangan akan hal itu.  Namun semua itu perlu pengenalan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah. Dalam memasuki pintu keTuhanan menjadi hal yang mendalam yaitu mengenal zat, sifat, af’al dan asma’ ALLah Taala.  Perlu diingat juga bahwa segala perbuatan apapun yang terjadi dan berlaku di dalam alam ini pada hakikatnya adalah Af’al (Perbuatan) Allah ta’ala. A. DZAT “Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan kecuali “Aku”, maka, sembahlah “Aku” ( Qs At Thoha : 14) ayat ini menyebutkan “pribadinya” atau dzat Allah, kalimat….sembahlah “Aku”…Dzat Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah.  Sama halnya manusia ada, karena Allah dan dzat-Nya ada.  Allah SWT merupakan zat pribadi...

DZIKIR NAFAS HUU ALLAH

1. Zikir Nafas Hu Allah Ziikir Nafas adalah Proses zikir yang diikuti dengan irama naik-turun nafas. Dzikir ini adalah Zikir SIR, karena tanpa ada Kata - Kata dan Suara Lafaz zikir Nya adalah Huu Allah Ketika Menghirup Nafas Maka zikirnya "Huu" Ketika Menghembuskan Nafas zikirnya "Allah" 2. Zikir Nafas Tahap Shudur Pada saat Berzikir NAFAS maka harus di-iringi dengan Shudur atau rongga yang ada dalam diri kita MEMBUKA, MELAPANGKAN, MELEPASKAN Beban dan kekakuan, Menghilangkan segala Keinginan atau kebesaran diri. Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah, Dia akan MEMBUKAKAN Shudur (Rongga) nya untuk berserah diri (islam). Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan Shudur 9Rongga) nya sempit dan sesak, seakan - akan dia mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang - orang yg tidak beriman.(Qs.6:125)...orang - orang yg DIBUKAKAN Shudur-nya oleh Allah untuk berserah diri lalu dia mendapat Cah...

NUKILAN KITAB TAJALI NUR MUHAMMAD SAW

NUKILAN KITAB TAJALLI NUR MUHAMMAD Penciptaan NUR MUHAMMAD berawal dari DZAT WAJIBAL WUJUD (Allah) yang masih Tersembunyi, Tidak Dikenal, Tidak Diketahui, dan belum ada Yang Menyembah, DZAT WAJIBAL WUJUD (Allah) adalah sosok yang Menzahirkan DZAT-NYA sendiri dan ketika itu belum ada sesuatu apapun  (waktu, masa, tempat, ruang, agyar)  hanya DIRINYA sendiri Tiada Yang lain, Ketika itu DZAT WAJIBAL WUJUD (Allah) berfirman : "AKU ADALAH BAGAI ISTANA YANG TERSEMBUNYI TIADA YANG MENGETAHUI DAN TIADA YANG MENGENAL, MAKA AKU MEMBUAT SESUATU YANG LAIN AGAR AKU BISA DIKENAL"  dari FIRMAN ini ALLAH teringin MENCIPTAKAN sesuatu yang selain DIRINYA (kala itu Allah belum bernama Allah), maka ALLAH BERTAJALLI dan terjadilah A'YAN KHORJIAH ketika itu ALLAH DZAT WAJIBAL WUJUD bernama AH  (alif,ha') lalu ALLAH BERTAJALLI lagi dan muncullah A'YAN TSABITAH, ketika itu ALLAH DZAT WAJIBAL WUJUD bernama HU (ha',waw) kemudian ALLAH BERTAJALLI lagi dan Terciptalah NUR MUHAMMAD...